Senin, 04 Maret 2019

Hari ini gue sedih. Ngenes. Nelangsa. Merana. Meratapi nasib titel S1 yang seakan gak guna dan cuma sebatas nama.
Kok bisa gue ngomong begitu?
Gue wisuda  september 2016. Itu artinya sudah nyaris 3 tahun, gue melepas masa-masa kuliah yang gue juga gak ngerti belajar apa.
Apa gue langsung dapat kerja? Oh tentu tidak. Gue dengan pikiran gue yang labil dan gak tau mau kerja apa ini luntang-lantung jadi jobseeker. Ikut jobfair dan berdesak-desakkan dengan berjuta umat. googling sana-sini post CV di Jobstreet, Jobs.Id, etc. Hasilnya nihil. Dan dari situ gue tahu. Sarjana tanpa skill, itu bullshit.
Dan sekarang sih gue udah gak jobless. Gue kerja. pendapatan ya sekitar 4 ada lah ya. Beruntung?
Gak juga sih.
Gini. Lo tau buruh pabrik?
Gajinya berapa? UMP.
UMP DKI berapa?
sekitar 3.900.000.
Gedean gaji gue?
Ya kalo dari jumlah sih emang gede.
Tapi dari segi jam kerja? jelas gue dibawah buruh.

Gue (kerja di 2 tempat)
Jam kerja : 13 jam perhari = 78 jam per minggu = 312 jam perbulan.
Gaji         : kurang lebih 4.900.000
4.900.000 : 312 = 15.705 (gue buletin jadi 16.000)
Jadi pembayaran gue perjam itu 16.000

Buruh:
Jam kerja : 8 jam perhari = 48 jam perminggu = 192 jam perbulan (yha aslinya sih 40 jam perminggu)
Gaji : UMP = 3.900.000
3.900.000 : 192 = 20.300
jadi pembayaran buruh perjam 20.000

Dari situ bisa keliatan bagaimana mirisnya titel S1 gue?

Syukurin ajalah. Banyak yang berkomentar seperti itu. 


EmoticonEmoticon