Selasa, 21 Juli 2020

Accidentally In Love Part02


Sumber : https://mangatoon.mobi/id/detail/85060


Setelah Asti meneror Vira dan Tari untuk membantunya dalam aksi penyelidikan gadungan, akhirnya mereka bertigapun sekarang terdampar di Universitas Wiyata Mandala. Kampus yang isinya anak-anak borju semua.
“Okay, sesuai rencana, Tari lu harus nanya anak-anak yang lewat, apa ada yang kenal Fandi apa enggak, trus Vira nanya-nanya ke bagian akademik. Go, go, go!” Asti langsung memberikan instruksi.
“Loh, kita belum deal yah, itu keputusan sepihak namanya,” Tari langsung protes diikuti anggukan Vira sebagai bentuk dukungan.
“ deal-nya belakangan aja”

“ Ngomong-ngomong tugas lu apaan, Ti? Kok tadi lu cuma nyebutin tugas gue ama Tari doang?” aduh kalo masalah perhitungan, Vira emang paling peka deh.
“Tugas gue?”

Vira dan tari mengangguk kompak.

“Ya ngawasin kalian berdua lah, biar penyelidikan kita berjalan lancar tanpa hambatan,”
“Curaaaaang,” Vira langsung berteriak, membuat beberapa mahasiswa yang kebetulan lewat langsung menoleh.
“Ssst, jangan keras-keras, nanti kita ketahuan target kan bahaya,” Asti berusaha menenangkan Vira.
“Tapi, ini gak adil banget. Masa lu cuman ngawasin kita? Lah yang punya hajat kan elu?”
“Tul banget! Setuju gue sama Vira”

“Lah, kalo gue berseliweran trus ke-gap ama target gimana? Trus kalian itu kan masih seumuran ama mereka, jadi pasti gabakal dicurigain. Mungkin mereka pikir kalian anak Wiyata Mandala juga. Nah, kalo gue ikut-ikutan, gue nyamar jadi apa hayo???” Asti sebisa mungkin berkelit.
Vira dan Tari akhirnya pasrah. Apalagi dengan tatapan memelas Asti yang makin bikin gak tega.
“Ayooolah, masa sih kalian tega bikin gue jomblo teruus. Orangtua gue udah nyuruh gue nikah, kalian tega nih ama gue?”
Ya, ya, ya jurus Asti yang paling ampuh adalah memanfaatkan faktor bahwa dia sudah hampir berkepala tiga dan didesak orangtuanya untuk segera menikah. Mau tidak mau, suka tidak suka, dua anggota tim suksesnya langsung menjalankan misi.
Vira dan Tari berusaha sebisa mungkin untuk tidak menampakan, bahwa mereka bukan anak Wiyata Mandala.
“Eeeh, Mba Mba bentar deh mau nanya” Tari menyetop seorang mahasiswi yang kebetulan melintas.
“Ya? Ada apa ya?”

“Mba, kenal sama Fandi gak?” dan tanpa tedeng aling-aling Tari langsung bertanya.
“Fandi? Gak kenal tuh. Emang dia anak mana?” “Ya anak sini, Mba”
“Maksud gue, dia fakultas apa?”

“Oh, iya hehehe, dia anak fakultas Hukum,”

“Yaa, kalo nanya anak Fakultas Hukum, mending lu kekoridor sono,” dan si Mba menunjuk kearah bangunan diseberang kantin. Dekat dengan parkiran.
“Ooooh, oke, makasih Mba. Oia kalo Mba, Fakultas apa ya?” “ Oh gue anak bahasa. Kalian Maba yah?”
Duh pertanyaan si Mba membuat Tari dan Vira terselamatkan karena tidak perlu pusing-pusing memikirkan kebohongan.
“Ehehehe, iya, Mba. Makasih, ya Mba”

Dan si Mba penyelamat tersenyum sopan kemudian berlalu.
“Oke, sekarang tugas gue tinggal nanya ke anak-anak yang digedung sono,” “Lah gue gimana doong?” Vira bingung, karena tidak tahu letak gedung

administrasi itu dimana.

“Hmmm, lu ikut gue aja deh, kan biasanya kantor administrasi deket ama gedung fakultasnya. Jadi kalo administrasi fakultas hukum ya pasti di gedung fakultas hukumnya, kan?”
Dan benar dugaan Tari. Mata Vira langsung menemukan tulisan kata administrasi diruangan paling ujung.
“Eh, Tar itu tempatnya, gue kasana yah,” “Okee, Good luck ya prends”
Vira mengacungkan jempolnya, “Bereees, lu juga Tar”

*****

Vira berjalan dengan perasaan ringan setelah keluar dari ruang administrasi.

Bagaimana tidak? Tugasnya tercapai. Dia dengan mudahnya mendapatkan data tentang Fandi,sang target. Dengan mengaku sebagai mahasiswa baru yang disuruh untuk mencari tahu data seniornya, maka petugas administrasi memberikan data yang dia minta tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun.
“Asti? Asti kan?” tiba-tiba saja seorang cowok sudah menghadang langkahnya.
Vira tentu aja bingung. Sejak kapan nama dia jadi Asti? Itu sih nama teman sekamarnya. “Maaf, kayaknya lu salah orang deh,” dan selesai bicara Vira langsung lari tunggang langgang, lintang pukang, takut aksi penyamarannya terbongkar.
“Gimana, gimana?” Asti yang sedari tadi menunggu dikantin langsung menyambut para anggota tim suksesnya.
“Bentar gue atur napas dulu,” Vira yang sampai belakangan, masih tersengal- sengal.
“Lu kenapa dah, lari-lari kayak dikejar setan gitu?” “Gue nyaris ketahuan,”
“Hah?? Kok bisa?”

“Eh, udah Tar nanyanya ntar aja, kasihan Vira. Lu duduk dulu sini, nih minum” Asti, sang Komandan dalam aksi penyelidikan gadungan langsung membiarkan Vira istirahat.
“Gilaa, gue deg-degan banget tadi, pas ada cowok ngehadang gue,” Vira langsung nyerocos setelah menghabiskan segelas teh manis yang disediakan Asti.
“Hah?? Kok bisa??” Tari mengulang pertanyannya yang belum terjawab.

“Ya mana gue tahu, dia tiba-tiba aja manggil gue Asti” jawaban Vira membuat Asti yang sedang menikmati jus mangga-nya tersedak.
 
“Eeeh, Ti kalo minum pelan-pelan ajaa,” Tari dan Vira langsung menepuk nepuk punggung Asti.
“Ahahaha, gue ga papa kok. Oh ya jadi, hasilnya gimana tadi?”

“Fandi emang anak fakultas hukum, dan dia itu termasuk kategori cowok populer di fakultas hukum. So, dia gak boong”
Lalu Asti dan Tari bersamaan melihat Vira.

“Tadaaaaa” Vira dengan bangga menunjukkan hasil kerjanya.

“Gue udah cetak semua data tentang target. Dari mulai dia sekolah TK dimana, prestasinya apa, hobinya, golongan darahnya, makanan kesukaanya, warna favoritnya, pokoknya lengkap kap kap,”
“Good Job!” Asti langsung menyambar kertas ditangan Vira dengan antusias. “Sebagai apresiasi atas kerja keras kalian hari ini, gue bakal traktir kalian makan”
“Horeeee” bagai anak kecil yang diiming-imingi permen Vira dan Tari langsung teriak kegirangan.

*****

“Lu mau nitip apaan nih?” tanya Asti sambil sibuk memasukkan baju-bajunya kedalam koper.
“Semua makanan yang enak-enak deh pokoknya, trus yang banyak, hehehe” “Ti, lu udah siap belom?” Wajah Tari menyembul dari balik pintu kamar kost. “Udah nih, beres!”
 
“Yaaah, kosan pasti sepi deh tanpa kalian berdua,” Vira langsung murung, mengingat sebentar lagi dia akan kehilangan dua partner in crime-nya.
“Rasaiin lu, lagian siapa suruh gak aktif organisasi,” bukannya menghibur, Tari justru meledek Vira.
Vira langsung merengut kesal.

Dalam rangka menyambut hari Pramuka dan hari Kemerdekaan, BEM kampus mereka mengadakan acara field trip dari tanggal 13 sampai tanggal 18 nanti. Sebenarnya Tari dan Asti sudah membujuk Vira ikut, tapi dia berkeras menolak. Tentu saja, alasan terbesarnya adalah Vira takut bakal merasa canggung diantara anak BEM.
*****


EmoticonEmoticon